Polaroid

chapter 265 : Bang The Bore

Bang The Bore
(bisa diartikan sebagai 'Meledakkan/Menghancurkan Kebosanan
Teks di samping: Selamatkan Inoue, Hentikan Aizen!

Pertarungan di Las Noches!

Renji akhirnya mengeluarkan pedangnya!

Zaelapollo: Aku adalah espada #8.
Zaelapollo: Zaelapollo Grantz.

Teks: Meskipun ujung jalan tidak terlihat, kita akan terus maju.

Renji: ... espada ya? Begitu... Jadi, kau salah satu dari sepuluh espada yang memimpin mereka semua.

Tiba-tiba, terdengar suara...

Dondochakka: AAAAAAAAAAAA!!!!
Renji: Suara ini... Dondochakka?
Dondochakka: AAAAAAAAAAAA!!!!
Renji: Yang benar saja! Dia yang lebih dulu jatuh, kenapa dia belum juga tiba di sini?
Renji: !! (Renji baru menyadari ada lubang di belakangnya. Itu lubang tempat dia keluar.)

Renji (menyingkir dari depan lubang): Jadi, dia datang dari sini ya?
Renji: Fiuuh, hampir saja!
Dondochakka: AAAAAAAAAAAA!!!!
Renji: Sedikit lagi saja bisa-bisa aku tertimpa olehnya.

Lubang tersebut menutup.
Muncul lubang tepat di belakang tempat Renji berada sekarang.

Dondochakka: AAAAAAAAAAAA!!!!
Renji: UAAAAARGH!!
Dondochakka: Awwww!! Sakit, sakit! Bokongku! Sakit!
Renji: Diam! Menyingkir dariku, bodoh!
Dondochakka: Dan lubang tadi, mengerikan sekali! AAA!!

Dondochakka mendadak terpaku.
Zaelapollo menatap Dondochakka datar.

Dondochakka: AAAA!! Kau... kau... espada #8 Zaelapollo-sama!
Dondochakka: Zaelapollo-sama... dia adalah ilmuwan nomor satu di Hueco Mundo dan seorang spesialis pengembangan berbagai tipe peralatan spiritual! Tetapi, sebagian besar penelitiannya dirahasiakan, dan kami hollow kelas rendah sama sekali tidak punya kewenangan untuk mengetahui detilnya!
Renji: Hei, kau sedang bicara denganku, kan?! Kau sedang menjelaskannya padaku, kan?! Kalau begitu segera menyingkirlah dariku supaya aku bisa memberikan reaksi yang sesuai dengan pernyataanmu itu!
Dondochakka: He? Renji, kenapa kau bisa ada di bawahku?

Renji menendang wajah Dondochakka.

Dondochakka: Aw... aw... aw!! Kenapa kau menendangku?
Renji: Tutup mulutmu! Sekali lagi mengeluh, kakiku akan mendarat untuk kedua kalinya di wajahmu! Dan, Demi Tuhan, wajahmu keras sekali!
Zaelapollo: Sepertinya obrolan kalian sudah cukup. Bisa kita lanjutkan?
Zaelapollo: Whoa, seram sekali! Kau tidak perlu memasang tampang seperti itu.
Zaelapollo: Aku memang espada, tetapi kemampuan bertarungku tidak seberapa.
Zaelapollo: Si besar yang di sana itu sudah menjelaskannya padamu, kan? Aku adalah seorang ilmuwan. Sepanjang berada di posisi ini, aku bisa-

Renji: Diam! Kau pikir kau siapa? Aku datang kemari bukan untuk berbicara denganmu. Kami datang kemari untuk menghancurkan kalian.
Renji: Aku tidak peduli kau ini siapa atau apa. Kalau kau ingin mengoceh, lakukanlah setelah aku mengalahkanmu.
Renji: Tentu saja, itu bukan berarti aku akan bermurah hati padamu.
Renji: BANKAI!! HIHIOU!!

Tidak ada teks.
(Bankai Renji hancur dalam sekejap.)

Renji: Ap... appa??! Ke... kenapa...
Zaelapollo: Kau lihat kan? Kalau saja kau mau mendengarkanku...
Zaelapollo: Di ruangan ini, kau tidak bisa menggunakan bankai.
Renji: A... aku tidak bisa menggunakan bankai?
Zaelapollo: Tepat sekali. Bagus kau menanyakannya. Untuk ukuran orang bodoh, kau cukup pintar.
Zaelapollo: Tiap detil bankaimu; ukuran, bentuk, kemampuan, tekanan spiritual, rapat massa, struktur... aku sudah merekam semuanya dengan sempurna.
Zaelapollo: Dan dengan dasar rekaman itu, aku membuat ruangan ini sedemikian rupa sehingga kau tidak bisa menggunakan bankai-mu.
Renji: Kau merekam tiap detil bankai-ku? Bagaimana mungkin? Informasi semacam itu hanya bisa diperoleh oleh mereka yang sudah berhadapan langsung dengan bankai-ku. Bagaimana bisa?
Zaelpollo: Kakakku.
Renji: Apa?
Zaelapollo: Aku sudah memberitahukanmu namaku, kan? Tapi sepertinya kau sudah lupa. Baiklah, akan kuberitahu sekali lagi.
Zaelapollo: Namaku adalah Zaelapollo Grantz.
Zaelapollo: Dan Illforte Grantz adalah kakakku.
Renji: Di... dia... yang waktu itu...
Zaelapollo: Oh, jadi kau ingat sampah itu? Yah, paling tidak aku harus berterima kasih.
Renji: ... dari caramu berbicara tentangnya, kurasa kau di sini bukan untuk balas dendam.
Zaelapollo: Hah! Hanya orang bodoh yang berpikir begitu. Apa kau benar-benar berpikir aku menjadikanmu sasaran untuk alasan menyedihkan seperti itu?
Zaelapollo: Informasi mengenai bankai-mu diperoleh dari parasit spiritual yang kumasukkan ke dalam kakakku. Aku mengambil parasit itu saat melakukan otopsi terhadap kakakku. Bagiku, dia tidak lebih dari sebuah kotak yang membawa alatku.
Zaelapollo: Aku bukan anak-anak yang akan marah karena kotak miliknya dihancurkan hingga berkeping-keping.
Renji: ... yang sampah itu kau...
Zaelapollo: Ucapanmu tidak bisa kumengerti. Kau membuatku pusing.
Zaelapollo: Ah, sudahlah! Kau tidak akan bisa kabur dariku, apalagi mengalahkanku.
Zaelapollo: Jangan terlalu banyak melawan.


Zaelapollo: Ini pertama kalinya aku bertemu secara langsung dengan tubuh yang bisa menggunakan bankai. Jujur saja, aku merasa sangat bergairah.
Zaelapollo: Jangan terlalu banyak melawan... kau dengar?
Zaelapollo: Usahakanlah untuk mati tanpa banyak merusak tubuhmu.

Pertarungan Aero/Kaien dan Rukia.


??: Ooooooooh
Aero/Kaien: Ada apa denganmu, Kuchiki? Apa hanya itu yang kau punya?

Aero/Kaien: Tarian pertama, Tsukihiro. Tarian kedua, Hakuren.
Aero/Kaien: Aku tahu betul bagaimana kedua gerakan itu. Sudah sewajarnya! Aku yang mengawasi latihanmu saat kau mengembangkan kedua gerakan itu.

Aero/Kaien: Apa kau tidak ingat? Kau melakukan semua itu di depan mataku!
Aero/Kaien: Apa kau pikir teknik itu bisa mempan terhadapku, Kuchiki?!
Aero/Kaien: Kurasa tidak. Atau, hanya sampai di situ kekuatanmu?
Aero/Kaien: Sepertinya, tidak ada jalan lain.
Aero/Kaien: Suiten Sakamake.

Aero/Kaien memutar-mutar pedangnya.

Aero/Kaien: Nejibana.


Kaien mengeluarkan shikai-nya yang berbentu tombak bermata tiga

Aero/Kaien: Tidakkah kau merasakan nostalgia?
Aero/Kaien: Semuanya sudah berakhir, Kuchiki.

Teks di bawah: Zanpakutou Kaien! Tidak adakah kesempatan untuk menang?

bersambung...

home
online : 4


copyright by : itachiwap